Postingan populer dari blog ini
Senyumnya yang Hilang
Senyumnya yang Hilang Momen-momen membosankan dalam kehidupan kampus kini telah ku rasakan, deadline proposal yang mulai memeningkan kepala atau projek kelompok yang menghabiskan banyak waktu. Bagiku yang sama sekali tidak tertarik dengan keramaian, terlibat dalam diskusi kelompok seperti ini tentu saja bukanlah hal yang menyenangkan. Disalah satu sudut di gedung kampus ku, aku tengah duduk melingkar bersama teman kelompokku untuk membahas salah satu projek akhir bersama. Aku yang saat itu duduk menghadap pintu masuk maupun keluar gedung membuatku bisa melihat siapapun yang berlalu lalang disana. Saat aku sedang bosan-bosannya berkutat dengan diskusi kelompok yang semakin panas, aku mendengar sebuah langkah berirama yang sangat ku kenal. Langah yang akhir-akhir ini jarang sekali kutemui. Pemilik langkah itu sesekali terdengar tertawa kecil entah dengan siapa. Saat aku melihat ke pintu, pemilik langkah berirama itu menatapku sejenak membuatnya hampir me
Kamu adalah Kemarau
sejak hadirmu, tak pernah lagi kudapati hijau membentang. gugur menjadi satu-satunya kabar disiang dan malam. pernahkah engkau datang dengan pelan? berharap datangmu tak mengganggu jiwa yang meradang! namun kau tak pernah datang kecuali dengan derumu yang mengguncang. meletakkan hati pada kedalaman rindu yang pilu, menjatuhkan hati dari pemiliknya dan membiarkannya retak lalu patah. pernah kau datang tak harus dengan melakukannya? sayangnya kau selalu datang sebagai kabar nestapa. engkau alunkan malam begitu mengerikan, meski kau buat langit gemerlap dengan gemintang. engkau menakutkan hati-hati yang sendiri. semilirmu tak pernah lirih. menggigilkan sampai belulang. gigi mengerat badan meringkuk bungkuk, namun udara kian dingin mendekap. tidakkah ranting-ranting yang meradang itu cukup bagimu? apa kematian sang pohon baru akan membuatmu berhenti?? bagiku kamu adalah kemarau.
Komentar
Posting Komentar