Semua Karenamu
Ada
banyak hal yang sampai sekarang masih belum aku pahami mengenai kamu. Tentang perasaanmu
yang sampai saat ini tak ku tahui tertuju untuk siapa. Semua tulisanmu yang tak pernah ku tahui
tercipta untuk siapa. Tentang semua luka dihatimu yang entah tergores oleh
siapa. Apakah aku masih belum cukup pantas untuk mu? Apa aku terlalu buruk
untuk mengisi kekosongan hatimu itu? Kau tahu semua luka mu yang tak kunjung
terobati adalah luka untukku saat ini.
Masih
jelas teringat olehku, tawa ramahmu yang membuatku jatuh cinta, atau pantun
konyolmu yang membuatku semakin cinta. Tapi dari banyak hal yang pernah ku
alami bersamamu, berbicara denganmu langsung adalah hal yang paling aku sukai. Setelah
itu melihatmu tertawa menjadi hal yang paling aku sukai berikutnya. Kemudian berdebat
denganmu tentang hal yang bahkan tidak penting menjadi hal yang aku suka juga. Tapi
ku rasa apapun yang kulakukan dan itu berhubungan tentangmu semua aku suka.
Namun
sejak saat aku menyadari kedekatamu dengan salah seorang temanku aku jadi
enggan berhubungan denganmu, bukan karena aku tak lagi mencintaimu. Melainkan aku
jadi sadar aku tak cukup baik untukmu. Mungkin kau butuh orang seperti dia yang
mungkin bisa lebih memahami lebih daripada aku. Kau tahu, awalnya aku marah
sekali mengetahui hal itu, tapi lama kelamaan egoku luluh juga. Aku akan pergi
kalau itu bisa membuatmu bahagia.
Tapi
barang kali aku salah, tidak perlu lari darimu bila memang aku benar-benar
ingin melepasmu bukan. Barangkali meski aku tak bisa benar-benar mengisi
kekosongan hatimu, aku bisa mengisi kekosongan waktumu. Mengisi kesepian yang
selalu saja kau rasakan. Menjadi alasan kau tetap merasa berteman dan tidak
sendiri. Tidak masalah sekalipun aku menjadi pelampiasan sepimu. Apapun itu
asal kau tak merasa sendiri. Sungguh melihatmu putus asa adalah keputusasaanku
yang nyata.
Tentang
semua tulisanmu yang membuat ku sedih membacanya, tolong berterus teranglah
padanya yang kau suka. Jangan jadi seperti ku yang pengecut, tak mampu berkata “aku
mencintamu” padamu yang benar-benar ku cintai. Kalau menurutmu dia memainkamu,
setidaknya katakan barangkali sebenarnya dia tidak berniat demikian. Sungguh aku
lebih memilih melihatmu bahagia dengan orang yang kau sukai daripada melihatmu
terus menurus tersakiti seperti itu.
Dan
tentang aku yang beberapa waktu lalu meutuskan untuk pergi darimu, tolong
maafkan aku. Aku sadar aku tak benar bisa jauh darimu. Kau tetap menjadi orang
yang selalu kubuthkan dan selalu ada saat aku membutuhkan bantuan. Orang yang
selalu menjadi objek dalam setiap tulisanku. Orang yang selalu ku bayangkan
ketika aku lemah dan orang yang kusebut namanya saat aku merasa berhasil. Semua
karenamu, aku cinta karenamu, aku luka karena mu, aku menangis karenamu, aku
tertawa karenamu, semua karenamu.
Sekali
lagi, kumohon berbahagialah. Karena separuh bahagiaku telah kutitipkan padamu
sejak tawa pertamamu dihari itu.
Semarang,
27 April 2018
Pracara
Archa
Komentar
Posting Komentar